Nama Bayi Laki-Laki Dan Perempuan

Sunday, November 1, 2009

Bersyukur Atas Ilmu Menghormati Ibu




Semoga ini bermanfaat untuk anak2 kita, kelak dikemudian hari anak2 kitalah yang akan menjadi manusia yang sangat menghormati ibunya. Amin....

"Bersyukur Atas Ilmu Menghormati Ibu"

Dua puluh sembilan tahun yang lalu, seorang ibu melahirkan seorang anak yang nampak normal seperti anak yang baru lahir lainnya. Saat melihat perkembangan anak tersebut, ibu itu jadi khawatir karena anaknya belum bisa bicara sebagaimana anak lain yang seusianya. Lalu ibu itu berdiskusi dengan dua orang kakak dari anak itu, mengenai solusi apa yang bisa dilakukan agar anak kecil itu bisa cepat bicara.

Dua orang kakaknya yang masih berumur sekitar 3 tahun dan 5 tahun mempunyai inisiatif, yaitu setiap hari jum'at siang mereka menempatkan adiknya di atas meja yang dilewati oleh orang-orang yang baru pulang dari menyembah Tuhannya. Kedua kakaknya itu meminta pada setiap orang yang menurut hati mereka doanya dikabulkan oleh Tuhannya, lalu anak kecil yang berumur 3 tahun selalu berucap pada orang-orang yang dihampirinya "Kek, Kak, Pak, mohon do'a kan adikku agar bisa cepat bicara ".

Orang-orang yang diminta itu lalu menghampiri anak yang belum bisa bicara, dan mulutnya mulai berkomat-kamit serta meniupkan angin pada kepala anak kecil itu. Kejadian yang tidak biasa itu terus berlangsung berbulan-bulan, sampai anak kecil itu bisa bicara dengan hanya satu kata "mama". Saat mulai menginjak umur 6 tahun, teman-teman sepermainan anak itu mulai memasuki SD, namun anak itu ditolak oleh semua SD yang ada karena meskipun badannya seukuran dengan yang lainnya tapi umur anak itu masih 1 tahun dibawah teman-teman sepermainannya. Anak kecil itu menahan kesedihan yang dalam karena tak dapat menikmati apa yang dinikmati oleh teman-temannya.

Ibunya bisa merasakan kesedihan anak itu, lalu ibu dan bapak anak itu berusaha mencari SD yang bisa menerimanya, dan akhirnya menemukan sebuah SD yang masih kurang muridnya dikarenakan kualitas SD tersebut tidaklah sehebat SD disekitarnya sehingga orang enggan memasukan anaknya ke SD tersebut.

Anak kecil itu baru bisa membaca huruf A, B sampai Z saat menginjak kelas 2 SD. Rata-ratanya tidak pernah menginjak diatas angka 7 apalagi 8 sehingga rangkingnya di kelas selalu rangking di bawah 3 dari bawah. Ibunya sangat menyayangi anak itu walaupun menyadari kebodohan anaknya itu yang sangat jauh berbeda dengan saudara-saudaranya yang selalu mendapat rata-rata di atas 7 bahkan 8 serta rangkingnya selalu di bawah 3 dari atas.

Pada saat menginjak kelas 4 SD, anak itu di asramakan pada sebuahpesantren yang cukup terkenal di kota Bandung. Lamanya sekitar 2 bulan selama liburan sekolah SD saat itu. Pada saat di pesantren banyak sekali ilmu yang dijejali ke dalam otaknya, tapi tak satupun yang bisa diingat dan dipahami. Sehingga dia sering menjadi anak yang menggangu bagi proses belajar di pesantren itu. Dan anak itupun terus menerus dipindah-pindahkan dari satu kelas ke kelas yang dibawahnya secara periodik.

Pada saat semua anak-anak dengan jumlah ratusan yang ada di pesantren itu duduk bersama untuk mendengarkan nasihat dari seorang 'Buya' yang menjadi sesepuh di pesantren besar itu. Buya berkata "hai anak-anakku jika dirimu menghormati ibumu sehingga ibumu menjadi bahagia dengan kelakuan dirimu padanya, maka pahala yang didapatkan dirimu jauh lebih besar daripada pahala orang yang ibadah haji dengan ikhlas". Anak itu sangat bahagia karena dia mendapatkan sebuah ilmu yang sangat berharga baginya.

Setelah pendidikan di pesantren itu selesai, banyak dari teman-temannya yang menjadi pintar dalam berbagai ilmu agama, ada yang bisa menghapal surat-surat dari kitab suci, ada yang bisa menghapal do'a-do'a, ada yang hapal semua perkataan nabi tercinta dan banyak lagi teman-temannya yang menjadi sangat pintar dalam ilmu agama tersebut. Saat anak itu pulang ke rumah ibunya, dan ditanya oleh ibunya "ilmu apa yang dirimu dapatkan anakku", si anak menjawab dengan bahagia "saya hanya mempunyai satu ilmu yang akan ku ingat dan kulaksanakan selama hidupku, yaitu menghormati dan membuat hati bahagia 'mama'".

Sejak saat itu, pada saat dia keluar rumah si anak selalu mencium tangan ibunya dengan niat untuk menghormati dan membahagiakan ibunya. Ibunya selalu berkata "Anakku, semoga apa yang dirimu inginkan terkabulkan oleh Tuhan Semesta Alam", anak itu sering melakukannya saat keluar rumah walaupun hanya sekedar membeli sebuah permen.

Kemudian saat dia masuk kembali di sekolah SD nya, didalam hatinya hanya ada satu keinginan, yaitu mendapatkan nilai di buku sekolahnya di atas 7 walaupun menurut dirinya itu tidaklah mungkin dengan kemampuan otaknya yang sangat bodoh. Namun keajaiban terjadi, dia mendapatkan nilai yang diinginkannya ketika menginjak kelas 6 SD. Setelah mendapatkannya maka cita-citanya berganti yaitu ingin masuk SMP negeri.

Saat Nem SD dibagikan, anak itu memperoleh nilai yang sangat bagus menurut anak itu, namun sangat jelek menurut teman-teman yang lainnya. Tapi anak itu tetap bersyukur dengan nilai yang diluar dugaannya. Dia akhirnya masuk SMP dengan nilai terkecil dari SMP negeri itu adalah nilai Nem dirinya. Saat masuk SMP, cita-citanya berubah lagi yaitu ingin mencoba merasakan masuk rangking dibawah 3 dari atas. Akhirnya keinginannya terpenuhi pada saat kelas tiga SMP.

Kemudian cita-citanyapun berubah lagi yaitu ingin masuk SMA negeri di kota, lagi-lagi keinginannya terpenuhi dan dia memasuki SMA di kota dengan nilai Nem terendah adalah nilai Nem dirinya. Saat masuk SMA dia berubah lagi cita-citanya, dia ingin menjadi murid terbaik di sekolah itu. Akhirnya cita-citanya terpenuhi saat berada di kelas 3 SMA dan kemudian diapun bisa memasuki sekolah tinggi terkenal di Indonesia.

Suatu hari anak itu bertemu dengan teman-teman kecilnya, dan menanyakan sekolah tinggi yang digelutinya saat itu. Saat anak itu menjawab pertanyaan teman-teman kecilnya, mereka tidak percaya dan menganggap anak itu berbohong. Namun anak itu tidaklah marah karena dia sendiripun tidak percaya pada rizqi yang didapatinya, yang ia lakukan hanyalah bersyukur kepada Tuhannya dan lebih memperdalam mengenai "Ilmu Menghormati Ibu".

Saat memasuki sekolah tinggi, si anak itu tidaklah terlalu pintar dibanding teman-temannya yang sangat cerdas dan jenius. Tapi anehnya lagi hanya anak itu yang sering lolos mendapatkan beberapa beasiswa dengan nilai uang yang cukup besar, bahkan melebihi seluruh biaya sekolahnya saat itu. Teman-teman kuliahnya dan si anak itu heran dengan apa yang terjadi, namun sekali lagi yang dilakukan anak yang bodoh itu hanya bersyukur dan lebih memperdalam "Ilmu menghormati Ibu".
Setelah keluar dari sekolah tinggi yang cukup bergengsi itu, dia mulai kerja pada perusahaan dosennya. Pada saat mulai kerja di tempat itu, dia melihat seorang ibu yang merupakan adik dari bosnya yang nampak kesulitan membuat gambar untuk desertasinya. Si anak melihat ibu itu bagai melihat ibunya sendiri, dan dia mulai mengaplikasikan ilmu andalannya yaitu "Ilmu Menghormati Ibu". Anak itu membantunya dengan ikhlas, karena dia merasa ibu itu adalah ibunya sendiri. Anehnya lagi ibu itu akhirnya menjadi ibu daripacarnya yang baru dikenalnya.

Kemudian anak itu diterima di instansi pemerintah yang baru berdiri. Salah satu dari atasannya adalah seorang ibu, dia melihat atasannya bagaikan melihat ibunya dan lagi-lagi si anak itu mulai mengaplikasikan "Ilmu Menghormati Ibu". Akhirnya walaupun ibu itu tidak begitu disukai oleh teman-teman anak itu, tapi dia begitu sayang pada anak buahnya itu sehingga ke daerah manapun ibu itu pergi, dia selalu membawa anak yang selalu mengamalkan ilmunya tersebut.

Setelah 2 tahun, si anak itu lagi-lagi mendapatkan rizqi yaitu dia mendaftar beasiswa sekolah S2 bersama teman-teman di instansinya. Dari kemampuan bahasa inggrisnya si anak itu jauh dibawah teman-temannya yang sangat pintar dan sering menerjemahkan buku-buku bahasa inggris ke indonesia. Sekali lagi anehnya yang keterima hanya berdua, salah satunya si anak yang bodoh itu.

Saat mengikuti kursus di jakarta, pada hari pertama gabung bersama yang akan dikirim keluar negeri namun karena bodohnya dalam bahasa inggris, di hari kedua dia di pindah ke kelas yang di fokuskan untuk sekolah di dalam negeri. Anak itu awalnya kecewa, tapi akhirnya dia mensyukurinya karena dia merasa memang sangat bodoh. Dikelasnya yang baru banyak dari teman-temannya yang berusaha mati-matian untuk merubah tujuannya agar bisa sekolah keluar negeri.

Namun si anak itu hanyalah cukup mensyukuri apa yang didapatinya,pada saat selesai kursus itu, anehnya yang diputuskan oleh panitia untuk ke negeri kangguru dari kelas itu adalah anak itu beserta seorang sahabatnya yang sama-sama tidak berambisi ke negeri kangguru. Untuk mensyukurinya, anak itu mulai menerapkan kembali "Ilmu Menghormati Ibu", dia menelpon ibunya dan mengatakan bahwa selama dia di negeri kangguru semua gajihnya untuk ibunya .

Pacar anak itu mengharapkan untuk menikah terlebih dahulu, si anak dalam hatinya gembira dan mengiyakan juga namun ada satu hal yang mengganjal dalam hatinya, yaitu dia sudah menjanjikan gajinya untuk ibunya. Anak itu bingung menjawab ya, sebelum ada solusi dari kebimbangan hatinya. Namun pada saat bertemu ibunya tanpa keluar satu patah katapun dari anak itu, ibunya seakan mengerti dan paham akan kegelisahan anak itu dan berkata "Anakku, mama ucapkan banyak terima kasih atas niat baikmu, namun gajihnya biarlah disimpan untuk bekalmu nanti".

Mendengar ucapan ibunya, anak itu merasa lega dan mulai mengatakan niatnya untuk mempersunting pacarnya. Dan akhirnya pernikahanpun terlaksana. Sebelum berangkat ke negeri kangguru, anak itu berpesan pada istrinya agar meneruskan dan menerapkan ilmu yang hanya ada satu di otaknya yaitu "ilmu menghormati ibu", setelah istrinya mengiyakan barulah anak itu berangkat dengan hati yang tenang.

Pada saat di negeri kangguru, anak itu dikursuskan terlebih dahulu bersama teman-temannya yang sangat bagus dalam berbahasa inggris. Setiap ujian si anak itu selalu dapat nilai terbawah, namun anak itu tidaklah kecewa karena dia menyadari akan kebodohannya, yang dia lakukan hanyalah bersukur dan terus menerapkan "Ilmu Menghormati Ibu" dimana dia tiap minggu selalu menelpon ibunya, juga menelpon istrinya yang diakhiri dengan nasehat agar slalu menerapkan"Ilmu Menghormati Ibu"

Pada saat kursus hampir mendekati selesai, anehnya lagi si anak mendapatkan nilai yang bagus. Dan lebih aneh lagi anak itu mendapatkan penghargaan bersama salah seorang yang telah diberkahi Tuhan dalam menghapal semua firmanNya. Teman-teman dan Anak itu sungguh bingung, padahal anak itu anak yang paling bodoh tapi bisa mendapatkan penghargaan bersama anak yang paling pintar. Yang dia lakukan hanya bersyukur karena penghargaan itu diluar kemampuan otaknya yang bodoh. Anak itu tidaklah merasa dirinya pintar dikarenakan mendapatkan penghargaan tersebut. Dia hanya terus bersyukur dan lebih memperdalam "Ilmu Menghormati Ibu".

Anak itu dari kecil sampai saat ini sering bermimpi dalam tidurnya dengan mimpi yang aneh-aneh, dulu waktu kecil pernah bermimpi menemukan uang dan besoknya memang menemukan uang. Dulu dia bermimpi rumahnya bertingkat serta ada mobil kijang yang berwarna biru, dan anehnya lagi itu terjadi saat dia masuk SMA. Anak itupun pernah bermimpi bertemu dan ngobrol dengan presiden Soekarno, Habibie, Gusdur, SBY, bahkan presiden Cina, Jerman, dan Amerika. Tapi anak itu merasa bahwa itu hanya mimpi dan mimpi adalah bunga tidur.

Setelah dia sering merenung mengenai negerinya, si anak kecil itu mempunyai cita-cita yang sangat tidak mungkin bagi otaknya yang sangat bodoh. Dia bercita-cita ingin jadi presiden di negerinya. Dia ingin menerapkan ilmunya yang hanya satu di otaknya, yaitu "Ilmu Menghormati Ibu". Dia ingin membahagiakan hati ibunya serta semua wanita penduduk indonesia, walaupun wanita itu masih kecil tapi dia adalah calon seorang ibu.

Anak itu berharap bahwa dengan membahagiakan semua ibu dan calon ibu, maka akan membuat effek ekonomi yang baik. Karena saat ibu dan calon ibu itu bahagia maka suaminya, anak laki-lakinya, ayahnya, saudara laki-lakinya dan semua warga indonesia akan menjadi ikut bahagia juga.Tapi itu hanyalah sebuah cita-cita yang tidak mungkin menurut otak manusia umumnya. Karena ilmu anak itu hanya bisa mensyukuri telah mendapatkan satu ilmu, yaitu "Ilmu Menghormati Ibu".

Lalu anak itu membaca kitab sucinya,

Q.S Al An'aam (6) ayat 53:

'Dan demikianlah telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" '

Q.S. Al Hajj (22) ayat 38:
"Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni'mat"

Anak itu membaca kitab suci ini, dia semakin bersujud dan bersyukur atas ilmunya yang hanya satu yang akan selalu diingat dan diamalkan selama hidupnya, yaitu "Ilmu Menghormati Ibu"